Senin, Februari 11, 2008

.....

Aku pulang, batinku.
Telah lama aku meninggalkan rumah ini. Sebuah rumah yang dulu aku bangun dengan bulir-bulir lelah, beratap angan-angan, berdinding khayalan, berjendela pintu impian. Ah... rumah ilusiku. Masihkah ia mengenalku, setelah sekian lama jeda di antara kita? Semoga.

Aku berdiri di depannya - sejenak - sekedar memastikan bahwa ini adalah rumah ilusiku, yang dulu pernah aku bangun. Tanpa pekarangan, tanpa halaman. Pelahan aku masuk ke dalamnya. Kotor dan berdebu. Ah... kamar itu masih sama. Sebuah kamar sempit tanpa jendela. Semua tak berubah, hanya sisa-sisa waktu yang mengelupas pada dinding-dindingnya. Lembaran-lembaran itu masih terserak di sana. Sebagian menggumpal bekas remasan tangan. Sebagian tersebar pada lantainya. Kosong. Hanya berisi abstraksi perpaduan debu dan waktu. Sebuah lukisan tanpa kata. Istirah sejenak sebelum membangun kembali kenangan-kenangan masa lalu.

Rupanya telah lama benar aku berkelana. Sekedar mencari apa yang ingin aku miliki. Lelah telah memaksaku kembali. Aku ingin diam sejenak, mungkin esok aku akan bercerita. Tentang kenangan-kenangan masa lalu, tentang sepenggal perjalanan hidup, tentang mimpi-mimpi masa depan dan tentang segalanya. Mungkin, kelak.

Purwokerto, 11 Februari 2008 (melepas lelah sejenak, sebelum kembali bercerita)

....

aku menjelma hujan
aku jatuh
aku luruh

Purwokerto, 11 Februari 2008 (mengantar senja menuju peraduan)